Surat
Untuk Sahabat
Ternyata
waktu berlalu sangat cepat ya, rasanya baru kemarin kita bertemu, berkenalan
dan melakukan percakapan pertama kita. Hari itu, di kelas. Aku tidak akan
pernah tahu siapa kamu sampai kita berdua duduk bersebelahan. Kukira waktu itu
kita berdua tidak akan pernah cocok satu sama lain atau bahkan menjalin
persahabatan, tapi ternyata takdir berkata lain. Mengenang kembali hari-hari
itu rasanya menyadarkan ku bahwa waktu yang kita lalui bersama ternyata berlalu
dengan cepat.
Sebelas
tahun yang kita habiskan bersama, tumbuh bersama dan saling mengerti satu sama
lain. Dari hanya seorang anak-anak hingga menjadi gadis dewasa berusia 21
tahun. Kebersamaan, kesedihan hingga kebahagiaan kita bagi bersama. Meski kita
tidak pernah selalu bersama, tapi terimakasih telah selalu menemani dan
mendampingi ku.
Jika
bukan karena kamu, aku tidak akan pernah menjadi diriku yang saat ini. Jika
bukan karena kamu, aku akan tetap berada dalam kebingungan. Jika bukan karena
kamu, aku mungkin masih berdiri di tempat yang sama tanpa bisa melangkah. Meski
hanya sebuah langkah kecil, ini sangat berarti dalam hidupku.
Terimakasih,
karena telah mendukungku. Terimakasih karena telah menuntun jalanku.
Terimakasih karena telah menunjukan dunia padaku. Terimakasih karena telah
mewujudkan salah satu impianku, yang mungkin tanpa adanya kamu aku tidak akan
pernah mencapai semua ini.
Sejak
pertama kita bertemu sampai hari ini, maafkan pula segala kekuranganku. Maafkan
kesalahanku. Maafkan ketidak sanggupanku mengerti dirimu. Maafkan keegoisanku.
Maafkan kemalasanku. Maafkan segala hal salah yang telah ku lakukan padamu.
Maafkan aku.
Mulai hari ini, berjuanglah mencapai
impianmu. Berjuanglah menysuri jalanmu. Nikmati apapun yang kamu inginkan.
Kumpulkan kebahagiaanmu sebanyak-banyaknya. Cintai semua orang yang dekat
denganmu sebanyak-banyaknya. Dan lindungilah orang-orang tersayang mu
sebaik-baiknya.
Tetaplah izinkan aku berjalan di
sampingmu. Tetaplah izinkan aku mendampingimu. Meski waktu memakan usia kita. Meski
jarak memisahkan kita. Meski jalan kita berbeda. Meski masa depan kita berbeda.
Jangan pernah putuskan tali yang telah mengikat persaudaraan kita selamanya.
Hingga nanti tanah yang akan menguburnya dalam-dalam bersama tulangku. Akan
kuikat diriku kuat-kuat dalam persahabatan ini.
Teruntuk teman, sahabat sekaligus
saudara terbaiku. Andhini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar