Rabu, 31 Oktober 2012


Surat Untuk Sahabat
Ternyata waktu berlalu sangat cepat ya, rasanya baru kemarin kita bertemu, berkenalan dan melakukan percakapan pertama kita. Hari itu, di kelas. Aku tidak akan pernah tahu siapa kamu sampai kita berdua duduk bersebelahan. Kukira waktu itu kita berdua tidak akan pernah cocok satu sama lain atau bahkan menjalin persahabatan, tapi ternyata takdir berkata lain. Mengenang kembali hari-hari itu rasanya menyadarkan ku bahwa waktu yang kita lalui bersama ternyata berlalu dengan cepat.
Sebelas tahun yang kita habiskan bersama, tumbuh bersama dan saling mengerti satu sama lain. Dari hanya seorang anak-anak hingga menjadi gadis dewasa berusia 21 tahun. Kebersamaan, kesedihan hingga kebahagiaan kita bagi bersama. Meski kita tidak pernah selalu bersama, tapi terimakasih telah selalu menemani dan mendampingi ku.
Jika bukan karena kamu, aku tidak akan pernah menjadi diriku yang saat ini. Jika bukan karena kamu, aku akan tetap berada dalam kebingungan. Jika bukan karena kamu, aku mungkin masih berdiri di tempat yang sama tanpa bisa melangkah. Meski hanya sebuah langkah kecil, ini sangat berarti dalam hidupku.
Terimakasih, karena telah mendukungku. Terimakasih karena telah menuntun jalanku. Terimakasih karena telah menunjukan dunia padaku. Terimakasih karena telah mewujudkan salah satu impianku, yang mungkin tanpa adanya kamu aku tidak akan pernah mencapai semua ini.
Sejak pertama kita bertemu sampai hari ini, maafkan pula segala kekuranganku. Maafkan kesalahanku. Maafkan ketidak sanggupanku mengerti dirimu. Maafkan keegoisanku. Maafkan kemalasanku. Maafkan segala hal salah yang telah ku lakukan padamu. Maafkan aku.
       Mulai hari ini, berjuanglah mencapai impianmu. Berjuanglah menysuri jalanmu. Nikmati apapun yang kamu inginkan. Kumpulkan kebahagiaanmu sebanyak-banyaknya. Cintai semua orang yang dekat denganmu sebanyak-banyaknya. Dan lindungilah orang-orang tersayang mu sebaik-baiknya.
       Tetaplah izinkan aku berjalan di sampingmu. Tetaplah izinkan aku mendampingimu. Meski waktu memakan usia kita. Meski jarak memisahkan kita. Meski jalan kita berbeda. Meski masa depan kita berbeda. Jangan pernah putuskan tali yang telah mengikat persaudaraan kita selamanya. Hingga nanti tanah yang akan menguburnya dalam-dalam bersama tulangku. Akan kuikat diriku kuat-kuat dalam persahabatan ini.
       Teruntuk teman, sahabat sekaligus saudara terbaiku. Andhini.